Langsung ke konten utama

Qadar

Aku percaya takdir, tapi meragukan apa itu kebetulan.

Ketika di malam itu aku berdoa, tapi berkali-kali kamu yang ditandai oleh Tuhan. Kamu bisa apa?

Mungkin sebuah pertanda, kebetulan, atau sekedar pelipur lara?

Di malam keberangkatanku, kamu hadir di mimpi, tidak bercakap apa-apa, hanya tersenyum dan memberi isyarat bahwa "ayo lihat langit". Padahal belum sekalipun aku bertemu atau melihat wajahmu.

Sekali lagi, di malam ketika tangis ku pecah selama hampir enam jam. Selepas adzan magrib, kami bilang "gue otw situ kar". Bahkan tak sepatah kata aku ucap. Bahwa tangisku kupendam sendirian, kamu selalu hadir didalamnya.

Sekali lagi, ketika maag ku kambuh dan aku berguling kesakitan, pukul 11 malam kamu bilang "udah makan belum? Ayo makan"

Sekali lagi, ketika di malam wisudaku aku dinyatakan menjadi wisudawan ter-kesepian sepanjang hayat, kamu bilang "pacar gue gabisa dateng, nanti lo sama gue ya" aduh, manis.

Sekali lagi, ketika pilihanku atas masa depan begitu sulit. Aku menunaikan istikharah, tak sedikitpun aku menyelipkan doa untukmu, tapi kau hadir di mimpi memberi jawaban disampingku dan tersenyum "ayo pilih setjen"

Sekali lagi malam ini, sejak pukul 11 otakku tak mampu beristirahat. Pukul setengah 1 malam, "kar" sebuah chat masuk dari langit bengkulu.

aku tidak pernah jatuh cinta, tapi kuharap selalu ada "sekali lagi" yang bisa kutambahkan. Karena bagaimanapun, bagiku kau selalu penyelamat.

Semoga kalau kamu baca ini, kamu pura-pura gatau apa apa ya? Please?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Novel Lima Sekawan ke Sarang Penyelundup

I.           Identitas Novel Judul                      : Five go to smuggler’s top Judul Terjemahan   : Lima Sekawan ke Sarang Penyelundup Pengarang               : Enid Blyton Penerjemah             : Agus Setiadi Penerbit                 : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit          : Mei 1997 Kota Penerbit         : Jakarta Jumlah Halaman      :272 Halaman II.        Unsur Intrinsik Novel Tema                   ...

❤️

  Abi!  Terima kasih ya sudah berjuang sejauh ini. Terima kasih yaaa untuk kasih sayang yang ga pernah putus setiap hari nya, ga pernah nyerah, ga pernah capek sedikitpun, ga pernah ngeluh. Aku dengar, baca, lihat seseram dan setakut apa pernikahan itu. Tapi, kok semuanya ternyata mudah ya kalau sama abi?  Empat tahun bukan waktu yang sebentar.. lama sekali ya? Kok bisa setiap hari abi ga pernah gak mau untuk lihat kayi, ga pernah ga mau untuk denger cerita kayi, selanjutnyaa kita lanjutkan di tahun tahun berikutnya sampai kita mati. tapi mau bareng aja deh, gimana kalau ngga ada aa :(  Cinta yang katanya una ini sedih capek ribet blablabla itu aku udah ga kenal, udah lupa rasanya kalau katanya capek. soalnya sama abi ngga... rasanya abi dan kayi itu udah satu tubuh, udah satu pikiran, satu hati, semuanya. Dunia ini emang jahat ya kadang-kadang bi. tapi empat tahun ini abi udah buktiin dan selalu bilang "ayolah lawan jir bareng" bener. world is cruel, its us againts ...

Mimpi yang Pupus dan Hidup

              Tidak pernah ada yang tahu, mana mimpi kita yang akan terwujud dan doa mana yang akan dikabulkan oleh Tuhan. Tidak pernah ada yang tahu, kaki kita akan berpijak kemana nantinya. Seperti saya yang juga masih tidak percaya dimana saya berpijak sekarang.               Kampus Ali Wardhana, sebuah kampus terbaik yang sangat diandalkan oleh Kementerian Keuangan Indonesia adalah impian ratusan ribu insan. Dan meskipun bukan saya salah satunya. Saya punya mimpi sebagai seorang psikolog, sebuah Perguruan Tinggi Negeri impian saya kejar mati-matian, tapi ternyata Tuhan punya rencana lain.               Mimpi saya yang pupus itu juga sempat menjatuhkan saya sejatuh-jatuhnya, dan mungkin rasa sakit hati nya pun masih membekas. Tetapi, saya tidak pernah berhenti bersyukur, seakan rencana terbaik Tuhan adalah rencana yang sangat indah untuk saya.          ...