Aku percaya takdir, tapi meragukan apa itu kebetulan.
Ketika di malam itu aku berdoa, tapi berkali-kali kamu yang ditandai oleh Tuhan. Kamu bisa apa?
Mungkin sebuah pertanda, kebetulan, atau sekedar pelipur lara?
Di malam keberangkatanku, kamu hadir di mimpi, tidak bercakap apa-apa, hanya tersenyum dan memberi isyarat bahwa "ayo lihat langit". Padahal belum sekalipun aku bertemu atau melihat wajahmu.
Sekali lagi, di malam ketika tangis ku pecah selama hampir enam jam. Selepas adzan magrib, kami bilang "gue otw situ kar". Bahkan tak sepatah kata aku ucap. Bahwa tangisku kupendam sendirian, kamu selalu hadir didalamnya.
Sekali lagi, ketika maag ku kambuh dan aku berguling kesakitan, pukul 11 malam kamu bilang "udah makan belum? Ayo makan"
Sekali lagi, ketika di malam wisudaku aku dinyatakan menjadi wisudawan ter-kesepian sepanjang hayat, kamu bilang "pacar gue gabisa dateng, nanti lo sama gue ya" aduh, manis.
Sekali lagi, ketika pilihanku atas masa depan begitu sulit. Aku menunaikan istikharah, tak sedikitpun aku menyelipkan doa untukmu, tapi kau hadir di mimpi memberi jawaban disampingku dan tersenyum "ayo pilih setjen"
Sekali lagi malam ini, sejak pukul 11 otakku tak mampu beristirahat. Pukul setengah 1 malam, "kar" sebuah chat masuk dari langit bengkulu.
aku tidak pernah jatuh cinta, tapi kuharap selalu ada "sekali lagi" yang bisa kutambahkan. Karena bagaimanapun, bagiku kau selalu penyelamat.
Semoga kalau kamu baca ini, kamu pura-pura gatau apa apa ya? Please?
Komentar
Posting Komentar