Langsung ke konten utama

Ucapan Akhir Tahun untuk Empat


Sudah hampir menyentuh tahun kedua.
Luka kita berdua belum juga sembuh, belum juga mengering, belum juga siap untuk berpetualang lagi.

Aku adalah kariza yang tetap sama,
Memikirkanmu dengan bayangan terbaik yang kupunya, memikirkanmu dengan memori terbaik yang kita punya, dan wangi yang paling kusuka.

Aku bahagia melihatmu berdiri di ujung meja, beratmu yang bertambah juga otakmu yang mematang. Mendengar suaramu yang tak juga belum fasih mengucap huruf r dan tawa yang tidak berubah. Aku ingin menangis dan tertawa di saat yang sama, karna Tuhan mengabulkan doaku di saat yang tidak terduga.

Dunia disekelilingku berubah setiap harinya, kadang baik, seringkali buruk karna tenggelam dalam kejahatan kota jakarta. Bandung, hujan, dan kamu. Mengobatiku penuh, hingga kemarin, hari ini dan esoknya, aku lupa waktu untuk melakukan apa-apa. Karna sekali lagi dan berkali-kali, kamu lebih dari cukup.

Aku adalah kariza yang senang mendengar tentang apapun soal kedokteran, karna sampai kapanpun itu adalah kamu. Setiap kata dan setiap ceritanya, aku siap membaca memahami dan bertanya-tanya, karna aku ingin tenggelam dalam duniamu. Semoga kamu adalah manusia yang sama, yang senang mendengar tentang keuangan negara yang tahun ini sedang bobrok-bobroknya. Mewakili antek-anteknya, aku meminta maaf sepenuh-penuhnya karna tidak ingin sedetikpun membuatmu kesal.

Aku bahagia melihatmu berkembang pesat, kau menunaikan janji yang membuatku puas bertepuk tangan dan kirim jutaan semangat lewat doa. Satu tahun kedepan, mungkin kurang atau lebih. Mungkin akan menjadi tahun yang berat tapi juga tidak terlupakan sepanjang hayat, aku ingin kamu menikmatinya, mendengar setiap kata, dan berpikir sambil belajar perlahan untuk memperbaiki.

Aku adalah kariza yang lagi-lagi masih sama.
Yang selalu berpikir menunggumu adalah sesuatu yang indah dan menakjubkan. Bersabar tapi juga seringkali tidak sabar ingin bercerita denganmu saat itu juga. Seringkali tidak tahan melihatmu yang jatuh sendirian dan menemanimu di malam yang berat dan mengirim pesan teks yang kuyakin juga tidak akan dibalas. Tidak kuat dan ingin bertemu denganmu saat itu juga. Rindu kadang memang menyulitkan, tapi tolong jangan salahkan ya.

Satu lagi, semangat dan selamat menjalani tahun yang cantik, tetap sehat, tetap bahagia dan apapun yang terjadi, lakukan yang terbaik ya empat!

Kariza, 31 Desember 2019.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Novel Lima Sekawan ke Sarang Penyelundup

I.           Identitas Novel Judul                      : Five go to smuggler’s top Judul Terjemahan   : Lima Sekawan ke Sarang Penyelundup Pengarang               : Enid Blyton Penerjemah             : Agus Setiadi Penerbit                 : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit          : Mei 1997 Kota Penerbit         : Jakarta Jumlah Halaman      :272 Halaman II.        Unsur Intrinsik Novel Tema                   ...

❤️

  Abi!  Terima kasih ya sudah berjuang sejauh ini. Terima kasih yaaa untuk kasih sayang yang ga pernah putus setiap hari nya, ga pernah nyerah, ga pernah capek sedikitpun, ga pernah ngeluh. Aku dengar, baca, lihat seseram dan setakut apa pernikahan itu. Tapi, kok semuanya ternyata mudah ya kalau sama abi?  Empat tahun bukan waktu yang sebentar.. lama sekali ya? Kok bisa setiap hari abi ga pernah gak mau untuk lihat kayi, ga pernah ga mau untuk denger cerita kayi, selanjutnyaa kita lanjutkan di tahun tahun berikutnya sampai kita mati. tapi mau bareng aja deh, gimana kalau ngga ada aa :(  Cinta yang katanya una ini sedih capek ribet blablabla itu aku udah ga kenal, udah lupa rasanya kalau katanya capek. soalnya sama abi ngga... rasanya abi dan kayi itu udah satu tubuh, udah satu pikiran, satu hati, semuanya. Dunia ini emang jahat ya kadang-kadang bi. tapi empat tahun ini abi udah buktiin dan selalu bilang "ayolah lawan jir bareng" bener. world is cruel, its us againts ...

Mimpi yang Pupus dan Hidup

              Tidak pernah ada yang tahu, mana mimpi kita yang akan terwujud dan doa mana yang akan dikabulkan oleh Tuhan. Tidak pernah ada yang tahu, kaki kita akan berpijak kemana nantinya. Seperti saya yang juga masih tidak percaya dimana saya berpijak sekarang.               Kampus Ali Wardhana, sebuah kampus terbaik yang sangat diandalkan oleh Kementerian Keuangan Indonesia adalah impian ratusan ribu insan. Dan meskipun bukan saya salah satunya. Saya punya mimpi sebagai seorang psikolog, sebuah Perguruan Tinggi Negeri impian saya kejar mati-matian, tapi ternyata Tuhan punya rencana lain.               Mimpi saya yang pupus itu juga sempat menjatuhkan saya sejatuh-jatuhnya, dan mungkin rasa sakit hati nya pun masih membekas. Tetapi, saya tidak pernah berhenti bersyukur, seakan rencana terbaik Tuhan adalah rencana yang sangat indah untuk saya.          ...