Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

-

Kita adalah sayap yang patah. Kita adalah suara yang sayup. Kita adalah cerita yang usai kata si sutradara. Kita adalah pulang yang tak punya rumah. Mengusahakan bahagia, Mencintai senyum Dan tawa Meski jatuh lagi sampai berkali kali Kita lari dan bersembunyi Ketakutan Menangis sendirian Diguyur hujan Diombang badai Sendirian Gelap, hingga kadang tak peduli dicaci maki Dingin, hingga kadang tak peduli kesepian Kita hidup sendiri-sendiri. Sampai puas. Sampai masa muda jadi mati. Aku hidup diantara gemerlap pukul dua belas malam, Kamu hidup diantara gemerlap di rumah kosong Aku hidup diantara teriakan menteri dan staf ahli Kamu hidup diantara teriakan ambisi sendiri Aku hidup pukul delapan pagi, hingga terbunuh pukul lima sore Kamu hidup sebelum fajar terbit, lalu tertampar ditengah hari Tuhan, kita belum lelah. Kita belum lelah. Kita masih si penikmat kopi susu Kita masih pembaca ulung Kita masih kecil yang ingin cepat dewasa atau cepat terbunuh Atau...

Tulisan

Sekarang aku paham betul, mengapa banyak penulis hidup sendirian. Tulisan tulisan hebat timbul dari pemikiran dan malam yang bijaksana, tumbuh dan berkembang diluar nalar rasa manusia. Beberapa penikmat nya terkejut dengan tulisan yang menampar, menyentuh dan mencintainya sekaligus. Bukan menggeneralisir, contoh saja enid blyton, agatha christie hingga ika natassa. Pemikiran hebat nya tentang rasa atau fantasi memang memukau, diluar nalar dan diluar kesanggupan mata untuk menahan air yang jatuh. Pendamping hidupnya harus menjadi kuat untuk menyaksikan pemikiran mereka yang terus jatuh dan bangun, liar dan bebas. Karna menurutku, penulis mampu melihat dari sekedar langit, melihat dari sekedar kayu atau jerapah, melihat dari sekedar seseorang yang melintas. Ia sadar setiap bentuk atau mahluk yang diciptakan, memiliki rasa dan alasan. Memiliki senyum tangis atau kisah. Penulis memang ajaib. Jika guru bisa diusahakan dengan belajar, Jika tentara bisa diusahakan dengan...

2025

semakin menua, semakin penuh untuk hidup aku tak lagi takut untuk punya rasa tak takut lagi patah atau rusak tak takut lagi marah sedih kecewa bahkan bahagia karna rasa adalah apa katanya me rasa dan di rasa utuh tanpa penolakan yang kutakuti bukan lagi rasa takut tapi ketakutan ketika tidak lagi merasa dan mengingat Ketakutan akan lupa Karna sekecil apapun,  Cerita, kenangan dan tempat jalan, bicara dan manusia dengar, sentuhan, dan kata setitik apapun itu aku ingin mengingatnya dan tidak melewati satu detikpun tempat yang rusak atau tempat yang bahagia sama saja bukan? manusia yang itu atau manusia yang lain sama saja bukan? cerita yang sayup atau cerita yang rapuh dan berisik sama saja bukan? semuanya ingin diingat, dan perlu diingat. karna semua terjadi dengan alasan. mungkin benang merah untuk cerita besok atau lima tahun lagi. tempat, manusia atau cerita yang kita temui, mungkin adalah kunci di ...

sparkling

I've been writing much stories like this. With many version, sometimes its get lost to my insecurities, my broken hearted, my boy or maybe just losing poem. With losing words. I hope its the best version of my story. So here we are. I've been quarantined for one weeks on my own home, yea it feels good. Seeing your momma gettin weird, another version of your daddy, and seeing your brother growing ups. Its beautiful yet so depressing. Cause i never cant see it everyday. One thing i realised, i miss those town. With that sparkle building, traffic jam, and all the people that always in hurry. Yes, jakarta. I'm suprised that i will missing the city, the most hated place in the world, someone say it is on #3 in the world. I agree with that. 2018. I've been get lost for a few weeks. I mean, not gettin lost in the other city or gettin lost in social media. No I'm not. I lost my self. Maybe from june to november, or july to december. I dont really remember, and i dont...