Katanya mengikhlaskan kebahagiaan seseorang adalah titik tertinggi dari rasa sayang ya?
Untuk keluarga, sahabat bahkan hal klise, cinta.
Ada beberapa penyesalan yang datang di bulan maret ini, karena keajaiban jatuh cinta waktu itu tidak ku abadikan baik-baik seperti seharunya. Dengan iming-iming jangan diromantisasi, mengurangi dan meminimalisasi rasa cinta yang salah waktu itu, dan takut jatuh dan paham bahwa dia orang yang salah.
Tapi nyatanya, aku selalu jatuh cinta dengan tawa pukul dua malam, lagu cinta, puisi romantis, tempat tinggi dan dingin, dan wajah menawan yang selalu ingin dipandangi setiap hari. Sayang, masa-masa yang harusnya kuabadikan lewat tulisan itu, kuanggap sebagai sesuatu yang tabu dan salah pada saat itu.
Sakit hati, patah, jatuh, terlempar bahkan sudah lewat. Yang kemarin akhirnya jadi cerita lucu yang mungkin beberapa tahun lagi bisa ku tertawai paling keras.
Selalu kuncinya adalah ikhlas. Melihat bahagia yang datang lalu selalu dibagikan ke orang lain yang nyatanya "katanya" lebih membutuhkan. Beberapa orang yang kubagi bahkan adalah orang yang saling menciptakan bahagia untuk diriku sendiri dan orang itu.
Katanya, itu namanya siklus hidup. Bahagia datang silih berganti, dilempar untuk orang lain, kita raih lagi untuk diri sendiri.
Seperti pelangi yang tidak selalu hanya di satu tempat yang sama, kadang dia muncul sebentar di tempat luas, kadang hanya muncul di tempat sempit dan sebentar.
Merelakan kebahagiaan diri sendiri untuk orang lain adalah wujud seni paling tinggi ketika jatuh cinta pada orang lain.
Komentar
Posting Komentar