Langsung ke konten utama

happiness

 Katanya mengikhlaskan kebahagiaan seseorang adalah titik tertinggi dari rasa sayang ya?

Untuk keluarga, sahabat bahkan hal klise, cinta.

Ada beberapa penyesalan yang datang di bulan maret ini, karena keajaiban jatuh cinta waktu itu tidak ku abadikan baik-baik seperti seharunya. Dengan iming-iming jangan diromantisasi, mengurangi dan meminimalisasi rasa cinta yang salah waktu itu, dan takut jatuh dan paham bahwa dia orang yang salah.

Tapi nyatanya, aku selalu jatuh cinta dengan tawa pukul dua malam, lagu cinta, puisi romantis, tempat tinggi dan dingin, dan wajah menawan yang selalu ingin dipandangi setiap hari. Sayang, masa-masa yang harusnya kuabadikan lewat tulisan itu, kuanggap sebagai sesuatu yang tabu dan salah pada saat itu.

Sakit hati, patah, jatuh, terlempar bahkan sudah lewat. Yang kemarin akhirnya jadi cerita lucu yang mungkin beberapa tahun lagi bisa ku tertawai paling keras.

Selalu kuncinya adalah ikhlas. Melihat bahagia yang datang lalu selalu dibagikan ke orang lain yang nyatanya "katanya" lebih membutuhkan. Beberapa orang yang kubagi bahkan adalah orang yang saling menciptakan bahagia untuk diriku sendiri dan orang itu.

Katanya, itu namanya siklus hidup. Bahagia datang silih berganti, dilempar untuk orang lain, kita raih lagi untuk diri sendiri.

Seperti pelangi yang tidak selalu hanya di satu tempat yang sama, kadang dia muncul sebentar di tempat luas, kadang hanya muncul di tempat sempit dan sebentar.

Merelakan kebahagiaan diri sendiri untuk orang lain adalah wujud seni paling tinggi ketika jatuh cinta pada orang lain.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Novel Lima Sekawan ke Sarang Penyelundup

I.           Identitas Novel Judul                      : Five go to smuggler’s top Judul Terjemahan   : Lima Sekawan ke Sarang Penyelundup Pengarang               : Enid Blyton Penerjemah             : Agus Setiadi Penerbit                 : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit          : Mei 1997 Kota Penerbit         : Jakarta Jumlah Halaman      :272 Halaman II.        Unsur Intrinsik Novel Tema                   ...

❤️

  Abi!  Terima kasih ya sudah berjuang sejauh ini. Terima kasih yaaa untuk kasih sayang yang ga pernah putus setiap hari nya, ga pernah nyerah, ga pernah capek sedikitpun, ga pernah ngeluh. Aku dengar, baca, lihat seseram dan setakut apa pernikahan itu. Tapi, kok semuanya ternyata mudah ya kalau sama abi?  Empat tahun bukan waktu yang sebentar.. lama sekali ya? Kok bisa setiap hari abi ga pernah gak mau untuk lihat kayi, ga pernah ga mau untuk denger cerita kayi, selanjutnyaa kita lanjutkan di tahun tahun berikutnya sampai kita mati. tapi mau bareng aja deh, gimana kalau ngga ada aa :(  Cinta yang katanya una ini sedih capek ribet blablabla itu aku udah ga kenal, udah lupa rasanya kalau katanya capek. soalnya sama abi ngga... rasanya abi dan kayi itu udah satu tubuh, udah satu pikiran, satu hati, semuanya. Dunia ini emang jahat ya kadang-kadang bi. tapi empat tahun ini abi udah buktiin dan selalu bilang "ayolah lawan jir bareng" bener. world is cruel, its us againts ...

Mimpi yang Pupus dan Hidup

              Tidak pernah ada yang tahu, mana mimpi kita yang akan terwujud dan doa mana yang akan dikabulkan oleh Tuhan. Tidak pernah ada yang tahu, kaki kita akan berpijak kemana nantinya. Seperti saya yang juga masih tidak percaya dimana saya berpijak sekarang.               Kampus Ali Wardhana, sebuah kampus terbaik yang sangat diandalkan oleh Kementerian Keuangan Indonesia adalah impian ratusan ribu insan. Dan meskipun bukan saya salah satunya. Saya punya mimpi sebagai seorang psikolog, sebuah Perguruan Tinggi Negeri impian saya kejar mati-matian, tapi ternyata Tuhan punya rencana lain.               Mimpi saya yang pupus itu juga sempat menjatuhkan saya sejatuh-jatuhnya, dan mungkin rasa sakit hati nya pun masih membekas. Tetapi, saya tidak pernah berhenti bersyukur, seakan rencana terbaik Tuhan adalah rencana yang sangat indah untuk saya.          ...