Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Ucapan Akhir Tahun untuk Empat

Sudah hampir menyentuh tahun kedua. Luka kita berdua belum juga sembuh, belum juga mengering, belum juga siap untuk berpetualang lagi. Aku adalah kariza yang tetap sama, Memikirkanmu dengan bayangan terbaik yang kupunya, memikirkanmu dengan memori terbaik yang kita punya, dan wangi yang paling kusuka. Aku bahagia melihatmu berdiri di ujung meja, beratmu yang bertambah juga otakmu yang mematang. Mendengar suaramu yang tak juga belum fasih mengucap huruf r dan tawa yang tidak berubah. Aku ingin menangis dan tertawa di saat yang sama, karna Tuhan mengabulkan doaku di saat yang tidak terduga. Dunia disekelilingku berubah setiap harinya, kadang baik, seringkali buruk karna tenggelam dalam kejahatan kota jakarta. Bandung, hujan, dan kamu. Mengobatiku penuh, hingga kemarin, hari ini dan esoknya, aku lupa waktu untuk melakukan apa-apa. Karna sekali lagi dan berkali-kali, kamu lebih dari cukup. Aku adalah kariza yang senang mendengar tentang apapun soal kedokteran, karna sampai kapan...

Titipan

Selamat malam menuju pagi empat, Apa kabar? Maaf aku tidak lagi banyak menulis karna disibukkan oleh urusan-urusan yang melengkapi kita dikemudian hari. Tentang kamu dan si cantik bernama dita, aku sudah titip pesan lewat tuhan. Aku bilang, semoga kalian berdua selalu disehatkan dan diberikan kebahagiaan. Aku juga titip bisik lewat tuhan, semoga dia mengerti kamu, seperti dulu aku yang memahami kamu. Aku titip salam lewat tuhan, semoga dia menjaga hati dan akalmu selalu, agar pikiranmu yang terus sibuk dengan masa depan itu, terjaga waras dan tetap teguh membumi dan menyenangkan. Karena bahagiamu, adalah hal yang lebih dari cukup. Aku merindukanmu seperti kota Jakarta yang merindukan udara malam Bandung Utara.

Qadar

Aku percaya takdir, tapi meragukan apa itu kebetulan. Ketika di malam itu aku berdoa, tapi berkali-kali kamu yang ditandai oleh Tuhan. Kamu bisa apa? Mungkin sebuah pertanda, kebetulan, atau sekedar pelipur lara? Di malam keberangkatanku, kamu hadir di mimpi, tidak bercakap apa-apa, hanya tersenyum dan memberi isyarat bahwa "ayo lihat langit". Padahal belum sekalipun aku bertemu atau melihat wajahmu. Sekali lagi, di malam ketika tangis ku pecah selama hampir enam jam. Selepas adzan magrib, kami bilang "gue otw situ kar". Bahkan tak sepatah kata aku ucap. Bahwa tangisku kupendam sendirian, kamu selalu hadir didalamnya. Sekali lagi, ketika maag ku kambuh dan aku berguling kesakitan, pukul 11 malam kamu bilang "udah makan belum? Ayo makan" Sekali lagi, ketika di malam wisudaku aku dinyatakan menjadi wisudawan ter-kesepian sepanjang hayat, kamu bilang "pacar gue gabisa dateng, nanti lo sama gue ya" aduh, manis. Sekali lag...

Pingkan kehilangan kabar

Kabar pingkan baik sekali meskipun belum juga dapat rejeki ke negeri sakura, kamu?

404 you are not found

lalu hatiku mematuk pilu, tuk tuk tuk air mata perlahan jatuh merusak perjalanan antar dago atas menuju bawah memahat kenangan yang lebur memeluknya, berusaha menggapai ruh ku untuk pergi dari kenangan dan hidup di masa depan aku tidak bisa membiarkan malamku rusak dihantui masa lalu, tempat kala kita berteduh secangkir kopi dan seteguk teh mengobati dinginnya bandung kala itu tempat kala kita membicarakan masa depan di atas kota bandung hingga lupa masa kabur, pergi, enyahlah sayangnya, kenangan nyaman hidup di otak ku. sayangnya, masa lalu tak pernah berlalu. dengan orang baru, aku tertawa, aku bahagia, aku baik baik saja, sayangnya aku tidak bisa melupakanmu. maaf karna meninggalkanmu, empat.

Masih empat

tanpamu aku tak kenal jatuh bangun jatuh jatuh jatuh jatuh aku tak pernah bangun, tak pernah bangkit seperti kerlap kerlip dago yang ingin kugapai penuh penuh tangan kiri ku memelukmu tangan kanan ku meraihnya aku tak pernah dapat keduanya seperti ciuman terakhir yang ditinggalkan buru buru si biru jadi saksi bisu mata nakalmu teriak "cepet!!" aku tertawa lalu menciummu sekejap aku tahu akhirnya kita cuma sekejap manusia datang silih berganti, ada yang bilang tunggu aku satu tahun lagi, ada yang bilang tunggu aku di lantai 8 ada yang bilang tunggu aku di ibukota bagiku cinta selalu salah, tidak pernah ada yang betul bercakap cuma kamu, cuma kamu, jika diagnosis penyakitku sudah keluar, akankah seorang penyembuh menemani sepanjang hayat? nyatanya satu tahun kebelakang aku berjuang sendirian. nyatanya satu tahun kebelakang aku mencintaimu sendirian. jika aku tak lagi sehat se sedia kala, relakah menemani hingga akhir hidup? sepanjang jalan tol k...

4

Lalu akhirnya kamu mengingatku sebagai apa? Serpihan kenangan tidak nyata, Sentuhan bayangan kelam, atau sekedar kupu-kupu dengan senandung kesukaanku? Hingga hari ini, kamu mengingatku sebagai apa? Aku si sosok yang katanya tidak pernah patut untuk dimaafkan, atau aku yang begitu indah dikenang sehingga hatimu begitu silau disantap angan? Setahun kedepan, kamu mengingatku sebagai apa? Apapun itu, berbahagialah, bernyanyi seperti hidup tanpa aku, berjalan seperti cinta tidak pernah jumpa, Sulit dipertemukan, hati, pengorbanan, logika. Sebegitu hebatkah ketika Tuhan menerima maaf sedangkau kamu tidak? Maaf hanya kutitip lewat sepertiga malam di hari kelima, sayang. Tolong, jangan benci aku lagi Terima kasih ya

Tmpms

hingga bulan ke empat nanti, berbahagialah langit senja dan firman perlu ikut kompromi hingga saatnya nanti, fajar kota jakarta hanya dinikmati sendiri, tanpa wajah bingung faris atau wacana lucu mili selagi bisa, tujuh orang terbaik dalam satu tahun ikatan takdir, selalu butuh tertawa didukung refis pukul tujuh malam lalu senyum rindu dan tawa lepas yang seringpula meninggalkan tangis sedih ruru dan farah nyatanya, bintaro hanya ditinggalkan, lalu cerita kami pindah ke batavia. jembatan layang, tumpukan gedung, bintang berserak, malam hangat, dan gemuruh teriakan cerita menjadi saksi bisu si geng motor djuanda-kepu tuhan, hingga bulan ke empat, tolong titip nusantara dari sebelah timur, atau titip cerita dari sebelah barat untuk mereka. dari si satusatunya siap menunggu di ibukota, berusaha menghimpun keajaiban lewat doa, selagi bisa, salam sayang, kari.